Kelanjutan dari part yang lalu, part ini kisah hidupku di Semarang setelah pindah dari Tegal. Aku masuk semarang pada tahun 1998 saat masuk kelas 1 SMP. Saat itu aku masuk di SMP Maria Mediatrix yang merupakan salah satu swasta katolik yang bagus. Pada awal masuk kelas 1 aku ikut jasa antar jemput. Pada hari pertama aku diminta sudah siap jam 5 pagi karena akan dijemput pertama, baru setelah itu menjemput anak-anak lain. Bisa dibayangkan berapa lama aku di jalan, dan ternyata memang benar aku baru sampai di sekolah jam 6.30. Benar-benar bosan di mobil antar jemput. Hari pertama membuatku deg-degan bisa dapat teman engga ya. Aku masuk dalam kelas 1A yang dikatakan kelas unggulan karena anak-anak yang di kelas itu memiliki NEM tinggi, saat itu masih sepi dan tanpa kuduga aku bisa mendapat kenalan dengan cepat. Saat itu aku kenalan dengan salah satu teman sekelas namanya Dora. Dia teman pertamaku di SMP ini. Lalu setelah itu aku berkenalan dengan beberapa teman. jadi tidak merasa sendirian apalagi aku anak dari luar semarang.
Setelah melewati masa MOS, pelajaran dimulai posisi tempat duduk ditentukan oleh guru. Aku mendapat teman semeja laki-laki namanya Yohan. Memang kebanyakan posisi tempat duduk cewek-cowok jadi ga bisa cerita bebas. Syukurlah aku bisa beradaptasi dengan teman semejaku, jadi tak ada masalah. Yang kuingat depanku dulu Rosa dan Ian, lalu ada Dian dan Bryan.
Oya pernah satu kali aku dan beberapa teman kena hukuman karena tidak mengerjakan PR Fisika di LKS. Jadilah kami dihukum supaya keluar dari kelas. Lumayan malu juga sih dapat hukuman. Waktu itu guru fisika adalah Bu Kus, guru muda saat itu. Aku lewati pelajaran di kelas satu ini dengan baik. Untuk prestasiku di kelas lumayanlah,bisa masuk 10 besar.
Aku cuma bertahan ikut mobil antar jemput selama 3 bulan, karena tidak tahan menunggu lama di mobil dan menunggu anak-anak lain yang dijemput. Aku dijemput pertama tapi diantar ke sekolah paling terkahir, siapa yang engga jengkel kalo digituin. Akhirnya aku bernagkat sekolah naik angkot. Berangkat dari rumah jam 6 kurang naik becak di dekat rumah sampai di jalan raya trus dilanjutin naik angkot sampai milo (smp2) lalu disambung naik angkot jurusan banyumanik berhenti di pintu belakang sekolah. Untunglah aku ga pernah telat selama aku naik angkot. Pulang sekolah aku selalu berjalan bersama teman-temanku Prisil, Nia, Christina. Karena saking seringnya jalan bareng jadi kami selalu saling menunggu jika salah satu agak lama pulang, kadang kami jajan dulu sebelum pulang. Jadi sambil jalan sambil makan jajan. Christina naik bis dari perempatan milo karena rumahnya di daerah mangkang, sedangkan aku, nia, prisil berjalan sampai di belokan jalan halmahera. Biasanya kami nunggu di tempat duduk tembok (buk) yang ada di trotoar. Saat itu masih banyak sekali anak-anak sekolah yang naik angkot dan menunggu sama-sama berbeda dengan jaman sekarang. Aku naik angkot nomor 8 sendiri sedangkan nia dan prisil naik nomor 5 arah tlogosari. Cepat-cepatan naik angkot, desak-desakkan duduk sudah biasa dialami. Rutinitas naik angkot ini berjalan sampai di pertengahan kelas 3, jadi ya cukup lama ya.
Naik ke kelas 2 aku masih di kelas 2A, saat itu dari kelas 1 ke kelas 2 murid-muridnya dioplos. Jadi temanku dari kelas 1 yang satu kelas di kelas 2 hanya beberapa saja. Di kelas 2 ini aku berteman dekat dengan Rosa/Ocha, Igna, Anik. Dan kenal anak kelas lain. Prestasi di kelas 2 ini lumayan juga bisa masuk 10 besar. Aku ikut ekstrakurikuler bulu tangkis, waktu itu gurunya PAk Darto. Walaupun termasuk sudah berumur pak darto penuh semangat mengajar kami dan aku dekat dengan bpk ini. Aku sering diberi tugas sebagai bendahara dan mengurusi LKS, jadi kadang menagih uang ke teman-teman deh jika batas waktu penyerahannya dah habis.
Di kelas 3, aku bergabung kembali dengan teman-teman di kelas 1 dengan ditambah beberapa murid kelas lain. Artinya harus bersaing lagi dengan teman-teman yang memiliki kemampuan belajar baik. Ada guru yang sanagt berkesan di hati yaitu bu Agnes dan bu Mien. Bu Agnes adalah guru bahasa indonesia, entah kenapa aku menyukai cara mengajar bu agnes. Klo bu mien mengajar pelajaran tata busana, aku termasuk yang tidak bisa menjahit cepat. Saat ujian praktek kami diminta untuk membuat celana pendek kain, dan bisa ditebak aku tidak dapat menyelesaikannya. Jadi setelah diperiksa bu mien kami yang belum selesai menjahit diminta menyelesaikan dan setelah itu memakainya. Bikin ketawa melihat teman-teman memakai celana hasil karya sendiri.
Masa-masa SMP ini aku rasa kurang berkesan karena lingkungannya yang tidak begitu cocok denganku. Aku pun tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan lain seperti OSIS dsb. Aku lulus SMP dengan nilai yang memuaskan dan memiliki keinginan untuk masuk sekolah negeri. Aku rasa sudah cukup di sekolah swasta dari TK, SD, SMP.
Next masa-masa SMA....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar